Senin, 16 September 2013

Banyak Manfaat Kopi Menurut Hasil Penelitian

Siapa tidak mengenal kopi? Ya, buah kecil ini merupakan bahan utama minuman kopi. Minuman kopi tidak hanya dikenal di Indonesia melainkan di seluruh penjuru dunia. Ini tidak mengherankan karena khasiat atau manfaat yang terkandung di dalamnya. Para penggemar kopi mengetahui manfaat apa setelah mereka mengkonsumi minuman kopi.

Di kalangan ilmuwan pun kopi diketahui dapat mencegah penyakit, seperti kanker kulit, diabetes, dan alzheimer dari penelitian-penelitian yang mereka lakukan. Saking banyaknya penelitian terbaru yang mendukung pernyataan bahwa kopi bermanfaat tersebut sampai Claire Groden, wartawan majalah “Time,” menyebut minuman kopi sebagai “minuman ajaib” (a miracle drink).

Terhadap kopi, kita sebagai warganegara Indonesia patut bangga. Hal ini mengingat beberapa alasan.

Pertama, Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Menurut “Bloomberg” Indonesia berada di urutan ke-4 setelah Brasil, Vietnam, dan Colombia dengan produksi 559.500 kg per tahun.

Kedua, sebutan kopi di luar negeri lebih dikenal dengan sebutan “java.” Unik, justru karena kita bukan negara penghasil kopi nomor satu di dunia.

Ketiga, minuman kopi yang termahal di dunia adalah kopi Luwak yang berasal dari negara kita. Bila kita browsing di internet tentang kopi termahal, maka sebagian besar web akan menyebutkan kopi yang telah melalui proses pencernaan binatang Luwak itu.

Di luar negeri harga secangkir kopi luwak berkisar dari US$50 hingga US$200 (kira-kira setara dengan Rp 2 juta!).

Lalu, apa saja manfaat minum kopi itu? Menurut Chris Gayomali, “Java may make you healthier, smarter, and slimmer” (kopi membuat Anda lebih sehat, lebih pintar, dan lebih langsing). Kok bisa?
  1. Kopi dapat membantu melawan depresi. Sebuah studi bersama dari National Institutes of Health dan AARP menemukan bahwa orang-orang yang minum empat cangkir kopi atau lebih sehari adalah 10 persen lebih sedikit kemungkinannya mengalami depresi daripada seseorang yang tidak minum kopi sama sekali .
  2. Bagi orang dewasa minum kopi lebih kecil kemungkinannya untuk bunuh diri. Penelitian publik besar-besaran dari Harvard School of Public Health menemukan statistik menakjubkan: Minum dua sampai empat cangkir kopi sehari mengurangi risiko bunuh diri pada pria dan wanita hingga 50 persen.
  3. Minum kopi baik untuk hati Anda. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa kafein membantu hati mengatur diri sendiri. Penelitian yang disajikan bulan Juli 2013 oleh Mayo Clinic menemukan bahwa konsumsi kopi secara teratur dapat mengurangi risiko seseorang dari primary sclerosing cholangitis (PSC), penyakit autoimun langka yang dapat menyebabkan sirosis hati, gagal hati, dan bahkan kanker.
  4. Kopi dapat membantu Anda (sementara) menurunkan berat badan. Penggunaan ekstrak biji kopi hijau menghebohkan ketika Dr. Oz mengaku di acaranya bahwa "kopi membakar lemak dengan cepat" tanpa diet tambahan atau olahraga.
  5. Kopi merupakan doping yang tidak melanggar hukum. Suatu studi menunjukkan bahwa sebanyak dua pertiga dari atlet Olimpiade ditemukan kafein dalam urin mereka.
  6. Kopi dapat menurunkan risiko diabetes tipe II. Mengkonsumsi tiga sampai empat cangkir kopi sehari telah menurunkan risiko terkena diabetes tipe II 25 persen lebih rendah, menurut laporan Science Daily.
  7. Kopi dapat menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson. Ya, kopi dapat membantu pikiran Anda tetap tajam seiring pertambahan usia dengan memperlambat timbulnya penyakit neurodegenerative. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa peminum kopi memiliki risiko sampai 60 persen lebih rendah terhadap Alzheimer dan demensia, dan juga dapat membantu mengurangi risiko seseorang terkena Parkinson sebesar 32 hingga 60 persen, laporan Lifehacker.
  8. Kopi bahkan mungkin membuat Anda lebih pintar. Waktu demi waktu, penelitian telah menunjukkan bahwa kafein - yang menghambat neurotransmiter di otak yang berhubungan dengan tidur - dapat meningkatkan kognisi, terutama ketika Anda tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk tidur. Demikian Harris Lieberman, seorang psikolog yang melakukan penelitian untuk militer, mengatakan kepada CNN pada tahun 2006.
  9. Kopi dapat menangkal kanker kulit. Ternyata kopi tidak hanya bagus untuk mengelola suasana hati Anda, berat badan, dan saraf yang tegang, melainkan juga dapat menurunkan risiko terkena kanker kulit. Sebuah studi bersama pada tahun 2012 antara Brigham and Women's Hospital and Harvard Medical School diikuti 112.897 pria dan wanita selama periode 20-tahun. Mereka menemukan bahwa wanita yang minum kopi tiga cangkir atau lebih dalam sehari, jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami berkembangnya kanker kulit dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.
Jadi, terbukti kopi memiliki manfaat yang menakjubkan yang mungkin selama ini belum banyak diketahui orang. Tampaknya industri kopi instan menyambut dengan tepat antara harapan penggemar kopi dan manfaat minuman kopi yang mengiringinya. Pangsa pasar kaum muda pun merupakan bidikan bisnis yang strategis dan cerdik.

Karena, kaum muda adalah usia produktif dalam mengembangkan masyarakat yang dinamis. Kaum muda merupakan populasi terbesar di negara kita yang diharapkan mampu mempersiapkan diri sebagai generasi pendorong kemajuan.

Karena selera penggemar kopi tidak sama, maka produk kopi pun dibuat bervariasi. Dengan citarasa disesuaikan selera penikmat kopi dan desain kemasan yang “eye-catching” dan cantik, kopi mendapatkan tempat di hati para penikmat kopi di seantero negeri.

Sejalan dengan program nasional dalam menggalakkan produk industri kreatif, tak berlebihan bila kopi menempati posisi yang penting. Produk ini dapat menjadi andalan nasional untuk meningkatkan laju roda perekonomian nasional. Dengan bahan baku yang tersedia melimpah dan kualitas kopi yang telah diakui dunia, produk ini layak diberikan kesempatan untuk mengisi kebutuhan masyarakat terhadap minuman kopi yang sehat, nikmat, dan bermanfaat.

Pada akhirnya, industri kopi dapat menjadi industri andalan nasional yang membentuk simbiosis mutualisme antara produsen industri kreatif, konsumen, dan pemerintah. Terlebih lagi bila keunggulan produk kopi ini dipasarkan hingga ke penjuru dunia yang dapat dimulai dari negara-negara konsumen kopi di Eropa dan Amerika, serta negara-negara industri baru di Asia.

Kombinasi antara keunggulan kompetitif kopi dan dukungan penikmat kopi dan pemerintah akan menjadikannya aktor penting di ranah perkopian nasional. Aspek utama keunggulan kopi ini adalah pada citarasanya. *****


Referensi
http://www.bloomberg.com/news/2011-08-19/world-s-top-10-coffee-producing-countries-in-2010-2011-table-.html
http://www.mensfitness.com/nutrition/what-to-drink/live-longer-by-drinking-coffee
http://www.mayoclinic.com/health/coffee-and-health/AN01354
http://newsfeed.time.com/2013/07/26/how-coffee-could-save-your-life/
http://www.pnf.org/coffeeedited041001.pdf
http://theweek.com/article/index/244468/7-purported-health-benefits-of-drinking-coffee
http://www.telegraph.co.uk/health/10085206/Regular-coffee-drinkers-at-increased-risk-of-weight-gain.html
http://www.webmd.com/food-recipes/features/coffee-new-health-food?page=2
Gambar diambil dari mediatheweek.com



Kamis, 15 Agustus 2013

Sentuhan kasih seorang ayah


Foto dari http://www.tumblr.com/tagged/father-and-child

Esti terbangun di malam hari kemudian mencari suaminya, Mardi, yang tengah menggoyang-goyangkan dengan lembut anak bayi mereka, Nuh.

Esti berdiri sejenak di pintu, menonton pria menakjubkan ini dengan siapa ia sangat diberkati untuk berbagi kehidupan dengannya. Dengan penuh cinta suaminya mengusap pipi merah montok Nuh dalam upaya untuk membuatnya nyaman.

Esti merasa dalam hatinya bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Nuh. Ini adalah salah satu dari beberapa malam Nuh terbangun, terbakar dengan demam tinggi.

Air mata Esti mengalir perlahan ketika ia melihat suaminya yang tampan memindahkan pipi kecil Nuh menempel di dadanya sendiri, sehingga Nuh bisa merasakan getaran suaranya.

Nuh tuli. Belajar untuk menghiburnya telah membawa mereka pada cara baru berpikir untuk mereka. Mereka mengandalkan suara mereka, menina-bobokkan agar membuatnya tenang, memberikan mainan audio, dan musik untuk menghibur anak-anak mereka yang lain.

Tetapi terhadap Nuh, mereka perlu menggunakan sentuhan, penglihatan, nuansa suara mereka, dan yang paling penting, penggunaan bahasa isyarat untuk mengkomunikasikan emosi dan rasa nyaman baginya. Suaminya memberikan isyarat "aku menyayangimu" dengan tangannya dan Esti melihat air matamenetes di pipinya saat ia menaruh tangan kecil Nuh yang lemah di atas dadanya.

Mereka telah membawa Nuh ke dokter lebih sering daripada yang Esti ingat. Sudah hampir dua minggu demam Nuh tetap sangat tinggi dan sangat mengkhawatirkan, meskipun semua anjuran dokter telah dilakukannya. Esti tahu berdasarkan naluri seorang ibu, satu-satunya cara seorang ibu bisa tahu, bahwa Nuh dalam kesulitan.

Dengan lembut ia menyentuh bahu suaminya dan mereka menatap mata satu sama lain dengan ketakutan yang sama dan pengetahuan bahwa keadaan Nuh tidak membaik. Esti menawarkan untuk mengambil alih posisinya, namun dia menggeleng, dan sekali lagi, ia kagum pada pria yang luar biasa yang merupakan ayah dari anak-anaknya. Ketika banyak ayah akan dengan senang hati menyerahkan tugas pengasuhan untuk tidur sangat diperlukan, suaminya tetap keras kepala dan dengan tegas merawat anaknya.

Ketika pagi akhirnya datang, mereka menelepon dokter dan memberitahukan bahwa mereka akan mengunjunginya lagi. Mereka sudah tahu bahwa mereka mungkin akan menempatkan Nuh di rumah sakit untuk diopname. Jadi, mereka memberitahu anak-anaknya yang lain. Tas dikemas untuk mereka bertiga, dan sambil menangis mereka pergi ke kantor dokter sekali lagi.

Hati mereka dipenuhi dengan rasa takut, mereka menunggu di sebuah ruangan kecil, berbeda dari ruang periksa yang biasanya mereka gunakan. Dokter akhirnya masuk, memeriksa Nuh, dan memberitahu mereka berita yang mereka nantikan. Nuh harus dirawat di rumah sakit. Sekarang.

Perjalanan ke rumah sakit di kota tetangga tampak melayang. Esti tidak bisa fokus pada apa pun, tidak bisa berpikir, tidak bisa berhenti menangis. Suaminya meyakinkannya bahwa ia merasa dalam hatinya Nuh akan baik-baik saja.

Mereka membawa masuk Nuh ke kamarnya segera. Itu adalah malam yang berliku-liku, penuh dengan cobaan yang mengerikan yang membuat suara kecil anak mungilnya bergema melalui lorong-lorong dengan berteriak berulang-ulang.

Esti merasa seolah-olah hatinya terkoyak. Suaminya tidak pernah goyah dalam imannya. Dia menghibur istrinya dan Nuh, dan semua orang yang dipanggil untuk memeriksa Nuh. Dia adalah batu yang kokoh.

Ketika pemeriksaan tahap pertama dilakukan, perawat memberitahu mereka bahwa spinal tap akan dilakukan segera. Meningitis dicurigai.

Mardi dan istrinya berdoa bersama untuk Nuh. Tangan mereka terjalin. Mereka merengkuh anak mereka. Cinta dalam hidupnya mengantarkan doanya kepada Tuhan. Dia menyatakan betapa mereka bersyukur atas semangat kecil mereka yang mengagumkan untuk siapa mereka telah mendedikasikan hidupnya.

Dengan airmata mengalir di wajahnya, dengan rendah hati suaminya memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan anak mereka. Hati istrinya dipenuhi dengan kenyamanan dan rasa syukur.

Beberapa waktu kemudian, dokter jaga masuk. Dia mengatakan kepada mereka bahwa hasil pemeriksaan pertama Nuh sudah diperoleh, dan bahwa ia mengidap Influenza A. Spinal tap tidak dibutuhkan! Nuh akan pulih dan bisa segera kembali ke rumah. Dan, tahu-tahu Nuh sudah berdiri di tempat tidur rumah sakit, meloncat-loncat seperti dia berada di trampolin. Doa suaminya kepada Tuhan sudah dijawab.

Mardi dan Esti tersenyum satu sama lain melalui airmata mereka, dan menunggu Nuh dibolehkan pulang dari rumah sakit. Akhirnya, di tengah malam, dokter datang dan mengatakan kepada mereka bahwa akan baik-baik saja untuk membawa Nuh pulang ke rumah. Mereka tidak mengira akan secepat itu!

Beberapa hari kemudian, Esti sedang memasak untuk makan malam. Nuh dalam penyembuhan, perlahan tetapi pasti. Ia merasa damai dan tahu suaminya adalah ayah terhebat yang pernah ia inginkan untuk anak-anaknya.

Ia mengintip ke sudut ruang tamu, dan tertawa pada adegan yang ia lihat. Ada suaminya, duduk di atas bukunya semacam “kursi ayah.” Nuh dalam pangkuannya. Mereka membaca buku, ayah mengambil tangan mungil Nuh lalu membantunya membentuk tanda-tanda untuk menerjemahkan kata-kata dalam buku itu.

Mereka berdua mendongak dan menangkap Esti sedang memperhatikan mereka. Suaminya dan Esti secara bersamaan mengisyaratkan "aku menyayangimu" satu sama lain, lalu kepada Nuh. Kemudian Nuh melingkarkan lengan kecilnya, tangan mungilnya mencoba membentuk dengan usahanya sendiri menyampaikan bahasa isyarat "aku menyayangimu" pada ayahnya.

Ia melihat dengan airmata terurai saat suaminya dengan hati-hati membantunya membentuk jari mungilnya membuat isyarat dengan tangannya sendiri yang lembut. Sentuhan lembut tangan seorang ayah. Sentuhan kasih seorang ayah*******

Sumber: AcademicTips


Selasa, 06 Agustus 2013

Tali Gajah



Begitu seorang pria melewati beberapa gajah, ia tiba-tiba berhenti, bingung oleh fakta bahwa makhluk-makhluk besar itu ditahan oleh hanya tali kecil yang terikat pada kaki depan mereka. Tidak ada rantai, tidak ada kandang. Jelas bahwa gajah itu bisa, kapan saja, melepaskan diri dari ikatan mereka tetapi untuk beberapa alasan, ternyata mereka tidak.

Dia melihat seorang pelatih di dekatnya dan bertanya mengapa hewan-hewan ini hanya berdiri di sana dan tidak berusaha untuk melarikan diri. "Yah," kata pelatih, "ketika mereka masih sangat muda dan jauh lebih kecil, kami menggunakan ukuran yang sama untuk mengikatkan tali mereka dan, pada usia itu, itu cukup untuk menahan mereka.

Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka dikondisikan untuk percaya bahwa mereka tidak dapat melepaskan diri. Mereka percaya tali itu masih bisa menahan mereka, sehingga mereka tidak pernah mencoba untuk membebaskan diri."

Pria itu kagum. Hewan ini bisa setiap saat membebaskan diri dari ikatan mereka tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka terjebak tepat di mana mereka berada.

Seperti gajah, berapa banyak dari kita menjalani hidup berpegang pada sebuah keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya?

Manusia memang bukan gajah, namun beberapa di antara kita dapat terbelenggu seperti gajah. Mereka memiliki keyakinan yang lama dipelihara dan tak akan berubah. Mereka sangat yakin bahwa tindakan apa pun tidak akan membantu. Kegagalan dianggap abadi dan tak bisa ditolak.

Kegagalan adalah bagian dari pembelajaran, kita tidak boleh menyerah untuk perjuangan dalam hidup.*****


Sumber: Academic Tips


    Baca juga: "Utamakan Hal-Hal Penting Dulu, Sisanya Hal-Hal yang Tidak Penting"



Jumat, 02 Agustus 2013

Mengutamakan Hal-Hal Penting dalam Kehidupan



Seorang profesor filsafat berdiri di depan kelas dengan beberapa barang di atas meja di depannya. Saat kelas dimulai, tanpa kata ia mengambil sebuah toples kaca yang besar dan kosong dan mulai mengisinya dengan batu yang berdiameter sekitar 5 cm.

Dia kemudian bertanya kepada mahasiswa apakah toples itu sudah penuh. Mereka sepakat mengatakan sudah penuh.

Sang profesor kemudian mengambil sekotak kerikil dan menuangkan isinya ke dalam toples. Dia mengguncang-guncangkannya dengan pelan. Kerikil-kerikil itu, tentu saja, meluncur ke daerah terbuka di antara bebatuan.

Dia kemudian bertanya kepada para mahasiswa lagi apakah toples itu sudah penuh. Mereka bilang ya.

Profesor mengambil sekotak pasir dan menuangkannya ke dalam toples itu lagi. Tentu saja, pasir mengisi daerah terbuka yang tersisa dari toples tersebut.

Dia kemudian bertanya lagi apakah toples itu sudah penuh. Para mahasiswa menjawab dengan suara bulat "Ya."

"Sekarang," kata profesor, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupan kalian. Batu-batu ini adalah hal penting--keluarga Anda, pasangan Anda, kesehatan Anda, anak-anak Anda yakni hal-hal itu saja yang tersisa jika segalanya hilang, hidup Anda akan tetap penuh. Kerikil adalah hal-hal lain yang penting--seperti pekerjaan Anda, rumah Anda, mobil Anda. Pasir adalah segala sesuatu yang lain, hal-hal kecil."

"Jika Anda menempatkan pasir ke dalam botol yang pertama," lanjutnya, "tidak ada ruang untuk kerikil atau batu. Hal yang sama berlaku untuk hidup Anda. Jika Anda menghabiskan seluruh waktu dan energi Anda pada hal-hal kecil, Anda tidak akan pernah memiliki ruang untuk hal-hal yang penting bagi Anda.

Perhatikan hal-hal yang sangat penting untuk kebahagiaan Anda. Bermain dengan anak-anak Anda. Ajak pasangan Anda bergurau. Akan selalu ada waktu untuk pergi bekerja, membersihkan rumah, menikmati makan malam bersama, atau memperbaiki saluran air."

"Aturlah batu yang pertama--hal-hal yang benar-benar penting. Tetapkan prioritas Anda. Sisanya isilah dengan pasir."*****


Anonimous