Jumat, 02 Agustus 2013

Mengutamakan Hal-Hal Penting dalam Kehidupan



Seorang profesor filsafat berdiri di depan kelas dengan beberapa barang di atas meja di depannya. Saat kelas dimulai, tanpa kata ia mengambil sebuah toples kaca yang besar dan kosong dan mulai mengisinya dengan batu yang berdiameter sekitar 5 cm.

Dia kemudian bertanya kepada mahasiswa apakah toples itu sudah penuh. Mereka sepakat mengatakan sudah penuh.

Sang profesor kemudian mengambil sekotak kerikil dan menuangkan isinya ke dalam toples. Dia mengguncang-guncangkannya dengan pelan. Kerikil-kerikil itu, tentu saja, meluncur ke daerah terbuka di antara bebatuan.

Dia kemudian bertanya kepada para mahasiswa lagi apakah toples itu sudah penuh. Mereka bilang ya.

Profesor mengambil sekotak pasir dan menuangkannya ke dalam toples itu lagi. Tentu saja, pasir mengisi daerah terbuka yang tersisa dari toples tersebut.

Dia kemudian bertanya lagi apakah toples itu sudah penuh. Para mahasiswa menjawab dengan suara bulat "Ya."

"Sekarang," kata profesor, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupan kalian. Batu-batu ini adalah hal penting--keluarga Anda, pasangan Anda, kesehatan Anda, anak-anak Anda yakni hal-hal itu saja yang tersisa jika segalanya hilang, hidup Anda akan tetap penuh. Kerikil adalah hal-hal lain yang penting--seperti pekerjaan Anda, rumah Anda, mobil Anda. Pasir adalah segala sesuatu yang lain, hal-hal kecil."

"Jika Anda menempatkan pasir ke dalam botol yang pertama," lanjutnya, "tidak ada ruang untuk kerikil atau batu. Hal yang sama berlaku untuk hidup Anda. Jika Anda menghabiskan seluruh waktu dan energi Anda pada hal-hal kecil, Anda tidak akan pernah memiliki ruang untuk hal-hal yang penting bagi Anda.

Perhatikan hal-hal yang sangat penting untuk kebahagiaan Anda. Bermain dengan anak-anak Anda. Ajak pasangan Anda bergurau. Akan selalu ada waktu untuk pergi bekerja, membersihkan rumah, menikmati makan malam bersama, atau memperbaiki saluran air."

"Aturlah batu yang pertama--hal-hal yang benar-benar penting. Tetapkan prioritas Anda. Sisanya isilah dengan pasir."*****


Anonimous

2 komentar: